Gedung Sate Bandung
Sejarah
Gedung sate
yang pada masa pemerintahan belanda disebut Gouvernements atau lebih dikenal
oleh masyarakat di sekitanya dengan sebutan He-be (GB). Sebutan He-be oleh masyarakat
Bandung mulai hilang kira-kira akhir tahun 80an, dan masyarakat bandung
sekarang lebih akrab dengan menyebutnya gedung sate.
peletakan batu pertama dilakukan
oleh Johanna
Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen,
mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada
tanggal 27 Juli 1920,
merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda
kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta
pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan
melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di antaranya pemahat, atau ahli bongpay
pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal
dari Konghu atau Kanton,
dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang
sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong
Papak (Balai Kota Bandung)
Langgam
Beberapa pendapat tentang megahnya
Gedung Sate di antaranya Cor Pashier dan Jan Wittenberg dua
arsitek Belanda, yang mengatakan "langgam
arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah
pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa".
D. Ruhl dalam
bukunya Bandoeng en haar
Hoogvlakte 1952, "Gedung Sate adalah bangunan terindah
di Indonesia".
Ir.
H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, "Gedung Sate adalah suatu karya
arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara
harmonis". Seperti halnya gaya arsitektur Italia pada
masa renaiscance terutama pada bangunan sayap barat. Sedangkan menara
bertingkat di tengah bangunan mirip atap meru atau pagoda.
Fungsi dulu dan sekarang
Gedung sate potret dulu
Gedung sate potret
sekarang
Dulu
bangunan Gedung Sate ini memiliki fungsi sebagai bangunana departemen.
Diantaranya Departement Verkeeren en Waterstaat (Departemen Lalu Lintas dan
Pengairan) atau DPU sekarang, Hoofdbureau PTT (Kantor Pusat PTT), Departement
van Onderwijs en Eeredients (Departemen Pendidikan dan Pengajaran), Departement
van Financien (Departement Keuangan), Departement van Binnenlandsch Bestuur
(Departemen Dalam Negeri), Departement van Economische Zaken (Departemen
Perekonomian), Hoge Raad (Mahkamah Agung), Volksraan (Dewan Rakyat), Algemeene
Secretarie (Sekretariat Umum), Paleis van Gouverneur General (Istana Gubernur
Jenderal), Balai Negara, Pusat Laboratorium Geologi. Sekarang menjadi bangunan
pusat pemerintahan jawa barat
Hubungan
dengan lingkungan sekitar
Dengan
adanya bangunan bersejarah ini memiliki daya Tarik sendiri bagi warga bandung
dan menjadi icon kota Bandung. Selain itu gedung sate sendiri menjadi destinasi
wisata untuk wisatawan domestic maupun manca negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar